Tuhan- Tuhan Instagram, Perdebatan Tentang Cara Berpakaian Perempuan di Instagram.
Sering kita liat adu komentar di kolom komentar sebuah akun, yang kadang berujung pada kata-kata kasar. Misal ada seorang perempuan yang share tentang kegiatan senamnya, dan tentu saja perempuan tersebut menggunakan pakaianan senam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Tetiba ada seseorang yang berkomentar, "sekedar mengingatkan, kalau bisa auratnya ditutup, tolong gunakan pakaian yang lebih tertutup atau lebar. lalu kolom komentar terpecah menjadi dua kubu. Kubu sekuler, dan kubu yang religius.
Lalu, siapakah yang benar??
kedewasaan bermedia sosial adalah pekerjaan rumah bersama, saya rasa tidak hanya untuk penduduk Indonesia. seluruh dunia memiliki PR yang sama tentang hal ini. ironisnya perdebatan perdebatan seperti ini tidak pernah sampai pada titk temu. selalu menjadi konten yang selalu diromantisasi. entah untuk meningkatkan engagament, atau memang penulis konten butuh uang.
sebelumnya kita harus memahami bahwa instagram (media sosial) adalah ruang bersama, dalam dunia virtual. sehingga disana kita harus berbagi ruang dengan orang lain. dari berbagai macam latar belakang yang berbeda. lalu apakah adil, kita memaksakan nilai-nilai kita terhadap orang lain? jika kita tarik dari contoh diatas. Tentang cara berpakaian, apakah adil jika kita memaksakan norma berpakaian ala agama tertentu, kepada orang yang tidak meyakininya. Juga kepada kaum yang katanya berpikiran terbuka, lalu membela orang-orang yang berpakaian terbuka, dan menyatakan pendapat orang yang melarang pakaian terbuka adalah salah. Apakah kalian tidak meyadari bahwa kalian melakukan hal yang sama denga kubu lawan kalian. memberikan penilaian kepada orang-orang yang meyakini bahwa berbusana tertutup adalah jalan terbaik?
Kita menghabiskan waktu pada perdebatan mendasar, yang harusnya berakhir hanya dengan kalimat "terserah masing-masing individu"
Lho gk bisa gitu dong mas? harus ada aturannya.
Bukannya sudah jelas aturan mainnya?
Aturan yang berlaku di Instagram adalah aturan Instagram. (dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung) Jika kita nggak suka sama suatu postingan. Instagram memiliki fitur block, atau fitur report... tinggal pilih salah satu, dan gak usah banyak Bacot. kenapa saya bilang gitu, karena perdebatan seperti ini berakibat kontra produktif. Bangsa lain lagi sibuk ngulik micro controler, pendaratan di mars. lah kita masih terjebak pada perdebatan norma, yang sudah jelas-jelas bisa ditemui di kitab suci masing-masing agama. sedangkan pesawat ulang alik itu gk bakal lu temuin cara buatnya di kitab suci. kita harus riset, itulah peranan manusia modern. kalau masih ribut masalah norma, Nabi-nabi kita udah nemuin lebih dulu. Jadi perdebatan seperti ini tidak menghasilkan sebuah kebaruan, atau manfaat baru bagi umat.
Tapi ini khan media sosial mas, itu kayak tempat umum buat orang mana aja boleh komentar?
Saya tidak pernah melarang orang komentar, kalau mau komentar ya silahkan. tapi kita nggak boleh memaksakan orang untuk mendengar/ membaca komentar anda. Anda siapa?? tidak membiayai hidup orang lain, tapi ikut ngatur.
tapi khan di ajaran agama dilarang mas, ngumbar-ngumbar aurat?
ya... itu khan ajaran agama anda, dan itu untuk anda bukan untuk semua orang, Instagram memperbolehkan foto telanjang , asalkan puting susu disensor. kalau nggak suka silahkan protes ke instagram. jangan protes ke saya. dunia ini diciptakan bukan hanya untuk agamawan, tapi juga buat orang kafir, kaum sekuler, kaum nihilis dsb. Adalah tindakan konyol membawa norma agama ke ruang virtual. karena ruang virtual adalah wahana pengekspresian diri, diruang tersebut bukan perihal bener atau salah lagi, tapi memang ruang untuk berpendapat sebebas-bebasnya, yang sulit dilakukan di dunia nyata. karena terbentur oleh norma yang berlaku.
jadi dengan adanya dunia virtual, diharapkan tindakan-tindakan yang melanggar norma tidak terjadi di dunia nyata, dan akhirnya memang seperti itu khan. perdebatan kalian, belum ada yang sampai adu jotos. karena nafsu kalian sudah terpuaskan di dunia virtual. makanya bilang makasih dong sama dunia virtual.
tapi pernah lho mas, perdebatan berujung pada pemukulan, dan perundungan di dunia nyata. gimana tuh?
ya artinya pelaku sudah siap menerima konsekuensi hukum di dunia nyata. termasuk dipenjara.
perdebatan dunia virtual itu, memberian ruang agar jangan sampe ranah hukum di dunia nyata terlibat. dunia virtual membebaskan pengeluaran opini sebebas bebasnya (dengan catatan, negara yang anda duduki tidak dipimpin oleh diktaktor) dan yang diajak debat nggak baperan.
lalu buat temen-temen sekuler, ya jangan juga naif. kalau emang gk mau dikritik ketika memakai baju terbuka ya silahkan di private Instagramnya. gampang khan....
tapi masnya khan gk boleh atur hidup orang, suruh private-private accoun IG orang lain!!!
ya berarti anda tidak boleh memaksa orang untuk tidak komentar di IG anda. Account anda sudah jadi konsumsi publik, dan anda harus siap. Disinilah kedewasaan dan mental pembuat konten diuji.
ya segitu dulu kali ya... ini pendapat pribadi saya sih, belum tentu bener, dan sudah pasti belum tentu salah juga..
masih banyak sih tulisan tentang kedewasaan bermedia sosial, nanti kapan-kapan saya share lagi. salam waras...
Komentar
Posting Komentar